Minggu, 08 April 2012

180611


180611
Di sini, ditempat ini pernah ada cerita sederhana tentang kita
Dimana ketika senja menyapa kita duduk di pematang sawah
Sekumpulan anak kecil yang berlari mengejar layang-layang
Lelaki tua dengan kailnya di pinggir kolam
Lambaian padi yang mulai mematang
Pernah menjadi kesibukan di senja kala itu
Ini, benda ini pernah menjadi kado teristimewa di bulan Ramadhan
Dimana pabila di sejajarkan akan menjadi bentuk termanis yang pernah ku pandang
Mutiara yang indah
Kilauan pantulan cahaya yang membias
Hati yang menyatu
Pernah menemani keseharian ku yang sempat kelu
Hari ini adalah tujuh
Aku sudah mempersiapkan begitu perlu
Kata-kata indah, doa tulus, ikrar suci
Yang kelak akan aku sampaikan tepat di dua belas
Di setiap bulanya kita pernah merayakannya, menjadikannya sebuah hari terindah di dalam doa
Semua begitu indah, mengalun dengan emosi menutup mata
Sampai aku di bangunkan oleh pengakuan bahwa tak hanya aku yang kau cinta
Hati ini bisu, gagu tak mampu menahan pilu
Harus kemana aku bertumpu di kerapuhan raga ini
Aku terluka, sangat namun cinta yang pernah patah tak menahanku untuk tetap bagimu
Semua berbeda, semua tak lagi sama
Aku pergi menjauh begitu jauh sampai tak mampu kau lihat tatih ku
Aku sendiri lagi dan setiap harinya masih tetap sendiri
Tuhan, pejamkan aku dalam sujud-Mu agar tak ada lagi luka dan rindu yang begitu perih
Aku tak ingin dosa itu menjadi bumerang dalam doa ku yang nantinya hanya akan menyeret emosi untuk cintai nya
Meski pernah perih  tapi ada sejuta doa yang hingga kini masih ku kasih

andai


Andai
Seandainya kita bertemu
Ku harap kejadian masa lalu tak terungkap kembali
Seandainya kita dipersatukan
Ku harap kejadian masa lalu tak terungkap kembali
Seandainya ini adalah jalan terbaik
Ku harap aku tak pernah kembali memilih masa lalu itu
Yang lalu tetaplah berlalu
Karena dulu hanyalah sebuah cermin untuk merajut kebaikan di masa kini
Aku merindukan mu, sangat
Tapi angin yang berdebu
Meski sama
Aku tetap sudah berubah

yang pernah menjadi kedua


Yang Pernah Menjadi Kedua
Tulisan ini terinspirasi dari beberapa pengalaman pahit para sahabat ku dan saya sendiri. Pengalaman ketika kita merasa tak lagi berguna di mata pasangan kita, ketika kita merasa di sudutkan oleh sebuah kenyataan bahwa tak hanya ada kita di hati pasangan kita
Yapp,,  Menjadi yang kedua !!
Berawal pada sumpah ikatan hati untuk menjaga sebuah komitmen. Tak peduli seberapa jauh jarak yang membiasakan kita dalam situasi “long distance relationship”, tak peduli tentang restu orang tua yang belum tersentuh sama sekali, karna yang kita rasakan adalah hati dan doa yang bagiku sama saja.
Kedamaian, kebahagiaan, dan kenyamanan jiwa hanya sebagian hal yang harus dikorbankan, kenapa ? Karena sebenarnya ketika kita mengucap “iya kamu menjadi pacar saya” itu artinya kita sudah mengambil sebuah resiko dalam-dalam termasuk menjadi yang kedua.
Semua memang begitu implisit dan tersirat, ada indah yang juga tercipta sebab saat kita yakin dimana apa yang kita cari berada di dalam dirinya. Ternyata, setelah sadar kita telah menjadi yang kedua dan membuka mata bahwa kita sudah mencintai orang yang salah. Ketika kita di duakan raga kita memang kuat, hanya jiwa yang rapuh saja yang tidak mampu kembali lagi untuk bangkit. Sebesar apapun tubuh kita, dan sekuat bagaimanapun kita, ketika berada dalam posisi yang tak lagi satu-satu nya kita tetap menjadi insan yang rapuh, karena seseorang pernah berkata “Cinta telah membuat suatu kekuatan menjadi lemah”.
Untuk memikirkan solusi terakhir ini memang rumit, begitu banyak keputusan dan tawaran yang pada akhirnya hanya ada dua jalan keluar akhir dan mutlak yang berada di tangan kita, yaitu:
1. kita terus melanjutkan hubungan entah menjadi yang kedua atau merebutnya
2. atau kita meninggalkannya.
Mendengar dan mengalaminya saya dapat menyimpulkan bahwa terkadang Cinta adalah racun pembunuh, ular hitam berbisa yang menderita di neraka, terbang melayang dan berputar-putar menembusi langit sampai ia jatuh tertutup embun, ia hanya akan diminum oleh roh-roh yang haus. Kemudian mereka akan mabuk untuk beberapa saat, diam selama satu tahun dan mati untuk selamanya. Begitu mudah memang, namun metamorfosis ini akan berhenti ketika kita berhenti dalam fase racun menjadi embun, kita cukup mengambil percikan nya dan meneteskan dalam pijar lembah agar ia tetap basah.
Sesakit apapun kita jatuh, bangkit dan lawan lah ! Seseorang berkata “Saya akan memilih bangkit melawan daripada diam tertindas”.

selembar renungan tentang mama


Selembar Renungan Tentang Mama
21 tahun sudah mama mengerti ku ..
Mengerti ketika aku merasa sendiri di tempat tidur,
mengerti ketika aku butuh sarapan,
mengerti ketika aku demam,
mengerti ketika papa tidak memberiku uang jajan,
mengerti ketika aku dikucilkan teman,
mengerti ketika aku merindukan papa,
dan ketika papa, kakak, adik dan aku berada di posisi paling jatuh mama masih setia mengerti kami ..
Semua itu mama lakukan karna mama tau waktunya sedikit
Mama memberikanku kedewasaan yang membuat aku menyesal
Menyesal karna tak pernah tau ketika ia menjagaku tidur,
Menyesal karna aku pernah membentaknya,
Menyesal karna aku sering mengabaikan nasihatnya,
Menyesal karna belum membuatkan sarapan untuknya,
Menyesal karna sering membuatnya menangis
Dan ketika aku bertanya “mama menyesal ga ngelahirin aku?”
dengan sambil mengusap rambut ku mama berbisik “mama menyesal kalo melihat kamu menangis karna mama” ..
Ya Allah, jaga ia dalam lindungan-Mu, Berikan ia kesehatan,
Izinkan ia melihat kesuksesan ku yang ku abdikan untuknya,
Ampuni segala dosanya,
Aku mencintainya, mencintai seseorang yang biasa aku panggil Mamah


Ikatan cinta


ikatan cinta
Yang indah hanyalah sementara
Yang abadi adalah kenangan
Yang ikhlas hanya dari hati
Yang tulus adalah dari dalam disanubari
Tak mudah mencari yg hilang
Tak mudah mengejar impian
namun jauh lebih sulit adalah mempertahankannya yang ada
Karena yang tergenggam bisa terlepas, yang terikat terkadang membelenggu
Jika dirimu tak dapat memiliki apa yang kamu sukai
Maka sukailah apa yang kamu miliki
Berjanji dalam satu ikatan CINTA
Menerima apa adanya